Terasikip.com – “Rompi Parkir” sebuah film pendek yang dihasilkan dari dana internal Universitas Negeri Malang pada program pengabdian masyarakat berhasil menyita perhatian publik. Film ini berhasil mengupas sosok tukang parkir yang seringkali dianggap remeh dan ‘menyebalkan’, namun memiliki peran krusial dalam dinamika kehidupan perkotaan, khususnya di Kota Malang.
Dalam sebuah diskusi yang dilaksanakan pada 28 Agustus 2024 di Base Camp Paraduta Scientia, dua akademisi yaitu Surya Desismansyah Eka Putra dan Megasari Noer Fatanti, melakukan bedah mendalam terhadap film ini. Mereka melihat “Rompi Parkir” cukup berhasil mengangkat beberapa isu penting, di antaranya peran tukang parkir dalam masyarakat, alasan seseorang memilih profesi ini, serta kaitan antara keberadaan tukang parkir dengan permasalahan kemacetan di Kota Malang.
Surya Desismansyah Eka Putra menyatakan, “Film ini berupaya untuk menghadirkan perspektif lain tentang profesi tukang parkir. Melalui narasi yang kuat dan visual yang menarik, kita diajak untuk memahami lebih dalam tentang kompleksitas pekerjaan ini. Tukang parkir bukan hanya sekedar orang yang mengatur kendaraan, tetapi juga menjadi bagian integral dari kehidupan sosial masyarakat.”
Megasari Noer Fatanti menambahkan, “Salah satu temuan menarik dari film ini adalah beragam alasan seseorang memilih menjadi tukang parkir. Ada yang karena keterbatasan pendidikan, ada pula yang melihat profesi ini sebagai peluang untuk bertahan hidup. Film ini juga menyoroti posisi sosial tukang parkir yang seringkali marginal, namun tetap memiliki peran penting dalam menjaga ketertiban lalu lintas.”
Kritik Terhadap Peran Tukang Parkir
Dalam diskusi yang lebih kritis, Surya dan Mega juga menyoroti beberapa permasalahan yang terkait dengan keberadaan tukang parkir. Surya mengemukakan, “Meskipun memiliki peran penting, seringkali kita melihat praktik-praktik yang kurang profesional dari sebagian tukang parkir. Misalnya, meminta tarif parkir yang tidak sesuai, atau bahkan melakukan tindakan premanisme. Hal ini tentu saja merusak citra profesi ini dan mengganggu kenyamanan masyarakat.”
Mega menambahkan, “Permasalahan lain yang perlu diperhatikan adalah kurangnya regulasi yang jelas terkait dengan keberadaan tukang parkir. Akibatnya, seringkali terjadi tumpang tindih kewenangan antara petugas parkir resmi dengan tukang parkir informal. Hal ini dapat memicu konflik dan mengganggu ketertiban umum.”
Kedua akademisi sepakat bahwa perlu adanya upaya bersama untuk memperbaiki kondisi tukang parkir. Surya menyarankan, “Pemerintah perlu membuat regulasi yang lebih tegas dan jelas terkait dengan pengelolaan parkir. Selain itu, perlu dilakukan pelatihan bagi tukang parkir agar mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai.”
Mega menambahkan, “Masyarakat juga perlu mengubah pandangannya terhadap tukang parkir. Kita perlu memberikan apresiasi yang lebih terhadap pekerjaan mereka, namun juga harus berani menegur jika mereka melakukan pelanggaran.”
Film Rompi Parkir merupakan karya original yang disutradarai oleh Surya Desismansyah Eka Putra, dosen Filsafat di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang yang berkolaborasi dengan Paraduta Scientia. Film ini dapat dilihat pada laman youtube Paraduta Scientia.
Leave a Reply