Operasi Market Garden, Ketika Ujian Berada di Ujung Jembatan

Operasi Market Garden, Ketika Ujian Berada di Ujung Jembatan
Operasi Market Garden, Ketika Ujian Berada di Ujung Jembatan | freepik.com

Terasikip.com – Operasi Market Garden, Ketika ujian berada di ujung jembatan. Dalam upaya untuk mengakhiri perang yang terjadi di front barat eropa, aliansi sekutu yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris dan Polandia, merencanakan sebuah operasi militer besar. Operasi tersebut terdiri dari kesatuan penerjun payung divisi lintas udara ke-82 dan ke-101 Amerika Serikat dan pasukan penerjun divisi lintas udara ke-1 Inggris serta penerjun dari divisi lintas udara ke-1 Polandia. 

Kemudian yang sekiranya akan menjadi operasi lintas udara yang terbesar dalam palagan perang dunia ke 2. Rencananya operasi tersebut bertujuan untuk merebut tiga jembatan yang berada di kota Arnhem, Nijmegen, dan Eindhoven-Belanda. Dalam upaya tersebut divisi lintas udara tersebut dibantu oleh korps kavaleri ke-30 Inggris sebagai pasukan dari darat. Operasi yang dinamakan “Market Garden” ini merupakan gagasan dari jendral Inggris bernama Bernard Montgomery.

Tujuan dari pasukan penerjun adalah untuk menguasai jembatan dan mempertahankan jembatan sampai pasukan kavaleri darat tiba dari satu kota ke kota berikutnya. Rencananya setelah ketiga jembatan tersebut berhasil dikuasai pasukan tersebut, tujuan selanjutnya adalah untuk lebih masuk ke wilayah Jerman yaitu lembah Ruhr  untuk mengusai tempat industri Jerman.

Pasukan lintas udara tersebut akan diturunkan di garis belakang musuh sementara pasukan kavaleri menerobos masuk melalui garis depan, di upayakan dengan cara ini kota Endhoven, Nijmegen dan Arnhem akan lebih mudah untuk mereka kuasai. Dari laporan pihak inggris, sekutu mengira bahwa pertahanan garis belakang Jerman hanya dipertahankan oleh pasukan kelas 2 yang bukan tipe pasukan untuk berperang di garis depan sehingga dengan begitu musuh mereka bukanlah lawan yang Tangguh.

Faktanya laporan tersebut kurang begitu akurat karena ternyata secara kebetulan bahwa pasukan yang berada di wilayah belanda adalah pasukan dari Field Marshall Walter Model yang memimpin grub B tentara Jerman dan juga 2 divisi panzer SS pimpinan letjen Bittrich, yang kebetulan sedang ngaso dan diistirahatkan dari garis depan.

Tanggal 17 September 1944, ribuan penerjun dari tiga divisi mengembang diatas langit belanda. Tujuan mereka adalah untuk merebut jembatan-jembatan yang berada di kota Eindhoven, Nijmegen dan Arnhem. Bisa dibilang ini adalah penerjunan terbesar dalam sejarah perang dunia ke-2 dengan persipan yang dikatakan singkat yaitu sekitar 2 minggu dari waktu perencaan.

Dengan cepat pasukan penerjun melakukan misi-misi mereka, dari awal pendaratan divisi 82 dan 101 dari amerika serikat serta divisi ke-1 inggris tak begitu banyak mengalami kendala dalam pendaratan, namun secara tak sengaja inggris belum mengetahui kalau divisi mereka berada kurang dari 3 km dari mabes Jerman di kota Arnhem yang secara kebetulan pemimpin mereka, Walter Model sedang berada di tempat itu. Sang jerndal mengira bahwa kedatangan pasukan sekutu adalah bermaksud untuk menangkpanya, dengan cepat jerman segera memindahkan markas mereka ke timur.

Namun Bittrich berpikiran lain, dia membaca situasi dan berkesimpulan bahwa kedatangan pasukan sekutu adalah untuk merebut jembatan di kota tersebut. Dengan segera Bittrich yang mempunya hak komando atas 2 divisi panzer ss segera beregerak cepat untuk memberangkatkan 1 divisi ke Eindhoven dan 1 divisi lagi ke Nijmegen. Dengan adanya perlawanan dari divisi panzer Jerman, pasukan payung sekutu sudah pasti akan sangat kerepotan.

Divisi lintas udara ke- 1 inggris yang mendarat tepat dekat dengan mabes Jerman adalah korban yang paling babak belur, divisi pimpinan Mayjen  Robert E. Urquhart ini tertahan karena jerman mengepung semua akses mereka. Dari divisi ini hanya sekitar 500 pasukan yang dipimpin oleh letkol John D. Frost berhasil sampai ke utara jembatan Arnhem. Dia dan pasukannya hanya mampu membangun pertahanan di rumah warga tepat didekat jembatan untuk menghentikan serangan dari jerman sembari menunggu bantuan dari kops kavaleri.

Tak berbeda dengan divisi ke-1, divisi ke-82 amerika pun mengalami nasib yang hampir sama, mereka tertahan di sisi jembatan tanpa bisa menguasainya. Segala usaha mereka untuk menguasai jembatan dapat dipadamkan oleh Jerman. Pasukan yang dipimpin oleh Brigjen James M. Gavin ini hanya bisa prihatin dengan nasib kawan mereka di kota Arnhem sehingga atas inisiatifnya Gavin memerintahkan kepada mayor Julian Cook untuk melakukan serangan dengan menyebrangi sungai menggunakan perahu.

Pada 20 September, Julian Cook beserta kurang lebih 260 pasukannya melakukan penyebrangan dengan bantuan tembakan dari tank-tank korps kaveleri ke-30 yang menyasar ke pertahanan pertahanan jerman. Cook dan pasukannya yang nekat melaawan derasnya air sungai dan peluru-peluru jerman dengan singkat cerita mampu merebut jembatan tersebut, dan dengan itu harapan mereka untuk menyelamatkan pasukan inggris di sebrang sana masih terbuka.

Namun ternyata angan-angan sekutu untuk merebut jembatan Arnhem sia-sia, mereka tak bisa merebutnya. Pasukan pimpinan Urquhart harus menanggung kekalahan, mereka akhirnya mundur dengan membentuk kelompok kecil dan melarikan diri pada malam hari guna dapat bergabung ke pasukan utama sekutu.

Sementara itu pasukan pimpinan letkol frost yang berada di utara jembatan Arnhem semakin berkurang sedikit demi sedikit sehingga Frost juga memerintahkan pasukanya untuk mundur secara diam-diam dimalam hari, namun Frost yang terluka cukup parah akhirnya harus tertawan oleh jerman.

Dilansir dari Wikipedia, sekitar 11.377 pasukan dari 38.173 tentara yang diterjunkan tewas, sementara dari data yang ada dari 10.000 pasukan inggris yang diterjunkan, hanya sekitar 2.200 orang yang berhasil diselamatkan sementara 6946 tewas atau hilang dalam tugas.

Operasi market garden ini memang secara keseluruhan dapat membuka jalan bagi pasukan sekutu ke wilayah belanda, akan tetapi sekutu gagal dalam mencapai ujung jembatan, sehingga dapat dikatakan bahwa operasi tersebut adalah kegagalan dari pihak sekutu. Peristiwa ini diabdikan dalam buku karangan Cornelius Ryan yang berjudul A Bridge Too Far (1974). Dan difilmkan dengan judul yang sama pada tahun 1977.

Syarif Dhanurendra
SEO & Webmaster Terasikip.com