Omah Terapi Autis Malang untuk Kalangan Menengah ke Bawah

Omah Terapi Autis Malang untuk Kalangan Menengah ke Bawah
Foto bersama para terapis Omah Terapi Autis dan anak didik, Selasa (30/8) | Foto: Radar Malang

Terasikip.com – Omah Terapi Autis, sebagai tempat terapi untuk anak autis yang menyasar kalangan menengah ke bawah dengan harga terjangkau telah resmi dilaunching, Selasa (30/8), di Jalan Sido Makmur gang IV, Sengkaling, Dau, Kabupaten Malang. Project dari Malang Autism Center (MAC) bersinergi dengan Universitas Negeri Malang (UM) itu bisa menjadi solusi keresahan para orang tua yang mengeluhkan mahalnya biaya terapi autis.

Project sosial ini bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang (UM). Omah Terapi Autis diresmikan pada hari ini, Selasa (30/8/2022).

Malang Autism Center (MAC) yang mendapat dukungan penuh dari Universitas Negeri Malang pada 21 April 2022 mengeluarkan konsep tempat terapi baru dengan biaya yang lebih terjangkau yang dikhususkan untuk anak-anak autis.

Penggagas dari proyek ini adalah M Cahyadi yang juga merupakan Founder Malang Autism Center (MAC) sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap anak berkebutuhan khusus yang berasal dari keluarga dengan latar ekonomi menengah kebawah.

Proyek ini merupakan produk nyata dari Malang Autism Center yang telah berdiri sejak 2015 untuk memberikan kontribusi nyata terhadap anak ASD. Selain mendapat dukungan penuh dari Malang Autism Center, lembaga Omah Terapi Autis juga mendapatkan dukungan penuh dari Universitas Negeri Malang dan beberapa pihak donatur pendukung.

“Saat ini ada empat anak didik dari Dampit, Blimbing, Sukun dan Lowokwaru. Kami seleksi untuk keluarga dari kalangan menengah ke bawah. Biaya yang menentukan dari kemampuan keluarga. Ini adalah project sosial bekerjasama dengan UM,” kata Cahyadi dikutip dari Timesindonesia.co.id (Selasa, 30/08/2022).

Omah Terapi Autis memang didedikasikan hanya untuk anak-anak dengan autism spectrum disorder dari keluarga kelas menengah kebawah. Berkaitan dengan hal itu, biaya layanan terapi bersifat seikhlasnya.

Merujuk pada Incidence dan Prevalence Autism Spectrum Disorder (ASD), terdapat 2 kasus baru per 1000 penduduk per tahun serta 10 kasus per 1000 penduduk (BMJ, 1997). Sedangkan penduduk Indonesia yaitu 237,5 juta dengan laju pertumbuhan penduduk 1,14% (BPS, 2010). Maka diperkirakan penyandang ASD di Indonesia yaitu 2,4 juta orang dengan pertambahan penyandang baru 500 orang/tahun.

Angka penyandang ASD di Indonesia yang terus bertambah ini memiliki berbagai latar belakang ekonomi. Bagi mereka yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah, kesempatan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada penyandang ASD semakin sempit dikarenakan tingginya harga layanan terapi saat ini.

Oleh karena itu, Omah Terapi Autis hadir sebagai solusi untuk bisa menyediakan layanan yang terbaik dengan harga yang paling terjangkau untuk anak penyandang ASD tanpa memandang latar belakang ekonomi orang tuanya.

“Kami ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Universitas Negeri Malang khususnya Prodi Pendidikan Luar Biasa atas bantuan berupa tenaga terapi dan tim yang terlibat, para donatur, dan kepada mahasiswa/mahasiswi yang memiliki tanggung jawab tinggi dalam proyek ini,” ujar Cahyadi.

Ia yakin hadirnya Omah Terapi Autis ini memiliki kualitas yang tinggi dan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang berasal dari keluarga kurang mampu.

“Jika orangtua mampunya hanya 250k sebulan, maka bayarnya tetap 250k sebulan’” ungkap M Cahyadi.

Omah Terapi Autis Malang untuk Kalangan Menengah ke Bawah 2
Ilustrasi Terapi Okupasi secara Mandiri | Foto: halodoc.com

Kepala Departemen Pendidikan Luar Biasa FIP UM Prof Dr Mohammad Efendi MPd MKes menjelaskan bahwa kebutuhan terapi autis semakin tinggi.

Menurutnya, keberadaan Omah Terapi Autis ini bisa menjadi solusi bagi keluarga kurang mampu sebab selama ini pemerintah tidak mampu menangani anak-anak autis.

“Dengan adanya lembaga ini minimal meringankan beban pemerintah dan masyarakat sehingga anak-anak autis bisa mendapatkan kesempatan berkembang lebih baik,” terangnya.

Dalam grand opening ini, turut hadir dua orang wali anak. Salah satunya adalah Khoirul. Ia bersyukur 40 hari putranya yang berusia 9 tahun berada di Omah Terapi Autis, sudah mendapatkan perkembangan positif.

“Ada perubahan yakni sudah bisa bisa diajak komunikasi meski belum maksimal. Lebih tenang dan mau duduk lebih lama dikit,” ujarnya.

Bagi orang tua yang ingin mendaftarkan putra-putrinya untuk berpartisipasi sebagai anak didik bisa melakukan registrasi melalui link berikut: .

Setelah melalui beberapa prosedur pendaftaran, anak didik yang terpilih berhak mendapatkan 2 tenaga terapis yang dilakukan selama 6 bulan dengan rincian 20 jam per minggu.

Jumlah pembayaran layanan terapi akan disesuaikan dengan kemampuan orang tua setelah tim melakukan prosedur yang ada. Adapun narahubung Omah Terapi Autis yang dapat dihubungi adalah +6281555938207 dan +6282143886496 (hanya WA).(sd)